Atlet Basket Amerika Latih ABK
Rabu, 20 April 2011 13:33 wib
0 0Email0
Anak Berketubuhan Khusus Dilatih Atlet Amerika. Foto: Markus Yuwono/Trijaya
GUNUNGKIDUL- Jeff Townsend (33), atlet cacat nasional Amerika, melatih sedikitnya 65 Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) mengikuti latihan Bola Basket kursi roda yang digelar oleh Disdikpora Gunungkidul, Yogyakarta di lapangan Sanggar Kegiatan Belajar.
Selain sebagai upaya menumbuhkan bibit atlet di kalangan ABK, kegiatan tersebut sebagai hiburan serta olahraga kesehatan. Rabu (20/4/2011), Townsend mengatakan sudah bermain basket dengan orang yang menggunakan kursi roda sudah 14 tahun.
Bahkan telah bermain di berbagai Negara dalam ajang kompetisi basket ABK, sejak tahun 2005. “ABK itu hanya ada dua pilihan sedih atau gembira, jadi bagaimana cara memaknai, saya lebih memilih untuk bergembira dan mengajak anak indonesia untuk bergembira,” katanya kepada wartawan.
Sementara, pelatih atlet ABK Gunungkidul, Jangkung Ariwibowo menyatakan, dalam latihan tersebut diperkenalkan cara bermain bola basket bagi ABK. Selain basket beberapa cabang olahraga seperti tenis meja, bola voli, badminton dan sepak bola juga turut diberikan materi kepada para ABK.
“Semua peralatan bantuan dari Amerika, kami hanya menyediakan tempat. Tapi ini baru mengcover 3 sekolah. Tiga sekolah ini semua dapat bantuan alat seperti kursi roda basket. Jadi ada 6 sekolah yang belum. Mudah-mudahan tahun depan semua sekolah di Gunungkidul bisa memperoleh bantuan,” ujarnya.
Para siswa terlihat antusias mengikuti kegiatan yang baru pertama kali dilakukannya. Salah satunya adalah Amanda Rifki Febrianti (10) salah satu anak yang mengalami tunadaksa, Meski tidak bisa mengekspresikan dengan bahasa verbal, terlihat dia bersemangat dalam bermain bola.
Sementara Jumini (60), salah satu orang tua salah seorang murid Yuli dari SDLB Wonosari mengaku sangat senang anaknya dilatih berolahraga, karena mampu membuat anaknya lebih percaya diri dan semakin tidak tergantung pada orang lain. “Semoga, anak saya menjadi lebih pintar dan mampu mengurus dirinya sendiri,” harapnya.
Selain sebagai upaya menumbuhkan bibit atlet di kalangan ABK, kegiatan tersebut sebagai hiburan serta olahraga kesehatan. Rabu (20/4/2011), Townsend mengatakan sudah bermain basket dengan orang yang menggunakan kursi roda sudah 14 tahun.
Bahkan telah bermain di berbagai Negara dalam ajang kompetisi basket ABK, sejak tahun 2005. “ABK itu hanya ada dua pilihan sedih atau gembira, jadi bagaimana cara memaknai, saya lebih memilih untuk bergembira dan mengajak anak indonesia untuk bergembira,” katanya kepada wartawan.
Sementara, pelatih atlet ABK Gunungkidul, Jangkung Ariwibowo menyatakan, dalam latihan tersebut diperkenalkan cara bermain bola basket bagi ABK. Selain basket beberapa cabang olahraga seperti tenis meja, bola voli, badminton dan sepak bola juga turut diberikan materi kepada para ABK.
“Semua peralatan bantuan dari Amerika, kami hanya menyediakan tempat. Tapi ini baru mengcover 3 sekolah. Tiga sekolah ini semua dapat bantuan alat seperti kursi roda basket. Jadi ada 6 sekolah yang belum. Mudah-mudahan tahun depan semua sekolah di Gunungkidul bisa memperoleh bantuan,” ujarnya.
Para siswa terlihat antusias mengikuti kegiatan yang baru pertama kali dilakukannya. Salah satunya adalah Amanda Rifki Febrianti (10) salah satu anak yang mengalami tunadaksa, Meski tidak bisa mengekspresikan dengan bahasa verbal, terlihat dia bersemangat dalam bermain bola.
Sementara Jumini (60), salah satu orang tua salah seorang murid Yuli dari SDLB Wonosari mengaku sangat senang anaknya dilatih berolahraga, karena mampu membuat anaknya lebih percaya diri dan semakin tidak tergantung pada orang lain. “Semoga, anak saya menjadi lebih pintar dan mampu mengurus dirinya sendiri,” harapnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar