Sebagian warga Wonosari, Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta, panik dan berhamburan keluar rumah setelah merasakan guncangan gempa bumi, Sabtu pukul 18.41 WIB.
"Gempa terasa sangat kuat sampai dua kali, yang pertama guncangannya agak lemah, namun selang beberapa detik disusul guncangan kuat dan lebih lama dibandingkan guncangan pertama," kata Joko,warga playen Gunung Kidul.
Pada saat yang sama sebagian besar masyrakat di Playen Gunungkidul membunyikan bunyi-bunyian untuk mengingatkan waspada gempa, "aku langsung memukul kentongam mas" ujar fajar salah satu warga
Sekretaris Kesatuan Bangsa Politik Perlindungan Masyarakat dan Penanggulangan Bencana (Kesbangpolinmas dan PB) Kabupaten Gunung Kidul, Budi Harjo ketika dikonfirmasi mengatakan pihaknya sedang melakukan koordinasi dengan jajaran petugas penanggulangan bencana dan tim SAR Gunung Kidul terkait dengan gempa itu.
"Kami sedang melakukan koordinasi dengan petugas penanggulangan bencana dan tim SAR yang berada di beberapa lokasi untuk memastikan apakah gempa bumi itu menimbulkan korban atau tidak," katanya.
Gempa bumi tektonik berkekuatan 5,0 skala Richter yang mengguncang wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta
(DIY) dan sekitarnya, Sabtu pukul 18.41.38 WIB itu, menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), pusat gempa berada 15 kilometer Tenggara Bantul, DIY.
Pusat gempa berada di kedalaman 10 kilometer, atau pada posisi 8.03 Lintang Selatan (LS) - 110.39 Bujur Timur (BT). Gempa ini, menurut BMKG tidak berpotensi menimbulkan tsunami.
Total Tayangan Halaman
Sabtu, 21 Agustus 2010
Listrik Dambaan Semua Orang
Matahari mulai tenggelam diperaduannya, angin berdesir di sela pepohonan rindang tanda malam mulai datang di sebuah dusun di pinggiran kota yogyakarta. Malam itu tepat Peringatan kemerdekan RI ke-65 mungkin tidak begitu terasa bagi puluhan kepala keluarga di Dusun Suruh, Hargomulyo, Gedangsari Gunungkidul. Dusun yang terletak di perbatasan Gunung Kidul - Klaten terletak di lereng perbukitan Karst, sampai detik ini tempat tinggal mereka belum di aliri listrik.
Suara adzan maghrib yang biasanya oleh masyarakat lain terdengar jelas menandakan waktu berbuka puasa di susun ini cuma terdengar sayub-sayub terbawa angin. terdengar suara agak parau menyapa wajahnya kurang jelas karena disela sinar lampu ting "monggo mas mampir, badhe tindak pundi?"(sini mas mampir, mau kemana) sapa pria tua ditemani sang istri duduk dibalai depan rumah yang terbuat dari anyaman bambu berlantai tanah. , terlihat disampingnya terdapat sepiring ketela rebus dan dua cangkir teh. kami pun ikut duduk bersama. dengan kerutan diwajahnya tidak bisa menyembunyikan umur yang sudah menginjak senja. Karyo suminto(85) . ia menyapa ramah kepada kami, setelah berkenalan kami pun bercerita, salah satu yang menarik ialah sejak dia lahir sampai sekarang belum pernah merasakan nikmatnya penerangan listrik. " dereng nate kesetrum mas kulo"(belumpernah kesetrum saya)ujarnya sedikit berkelakar memecah kesunyian. ia melanjutkan cerita sambil mengisi lampu minyak yang terbuat dari bekas kaleng susu, lalu menyuruh sang istri menaruh di kamar agar tidak dimasuki hewan malam. ia kembali cerita jika sebagian besar penduduk disini menggantungkan hidupnya dari bertani tadah hujan, hampir selalu makan nasi thiwul. sambil ia memijit bagian tubuhnya sendiri pertanda sudah mulai mengantuk.
setelah dirasa cukup kami melanjutkan perjalanan ke rumah yang lain., di samping rumah kami bertemu sumarto (60) ia sedang menemani anaknya siti (14) belajar di terangi lampu petromak (lampu minyak agak terang) ia mempersilahkan kami untuk mampir," ya beginilah kalu belajar mas harus menyalakan lampu petromak biar terang"ungkapnya seraya membantu merapikan buku pelajaran anaknya
Ia bercerita dirinya dan warga disini pernah mendapatkan "angin surga", ketika itu sekitar tahun 2000 pernah ada pendataan oleh PLN. Ia dan warga dusun membayangkan setiap malam anak-anak mereka belajar tenang tanpa terkendala penerangan, atau mungkin ingin melihat wajah-wajah wakil rakyat yang duduk disenayan atau di DPRD GunungKidul melalui TV yang mungkin selama ini hanya didapat dari cerita, atau malah mungkin mereka tidak mengetahui jika memiliki wakil rakyat entahlah.. Impian demi impian pun sirna ketika mereka harus iuran untuk membeli Kabel dan Tiang Listrik serta ditambah biaya pemasangan yang harganya tidak mungkin terjangkau oleh mereka.ia menambahkan setiap bulan harus mengeluarkan uang rata2 150 ribu rupiah untuk membeli minyak tanah. jika minyak langka maka terpaksa tanpa penerangan dimalam hari.
hal sama dirasaka Rika(30) ia membuka usaha jahit namun ia masih menjalankan mesin secara manual, " bagaimana mau bisa maju mas?" ia belum bisa menambah hasil usahnya dikarenakan keterbatasan peralatan. Belum tersedianya listrik menjadikan dusun ini terkendala dari berbagai segi baik ekonomi maupun informasi, jangankan goyangan shinta-jojo dengan keong racunnya, untuk penerangan pun tideak ada... salah siapa entahlah apakah kita akan menyalahkan alam..??
tak terasa waktu menunjukkan pukul 8 malam kami harus bergegas pulang karena jalan memang tergolong sulit dan gelap. kami pun harus meninggalkan desa "gelap"
pada bagian lain hal sama dirasakan oleh sebagian nelayan di selatan gunungkidul, perekonomian mereka belum bisa maksimal karena hasil tangkapan ikan belum bisa diolah secara maksimal dikarenakan belum adanya aliran listrik.
Kabupaten Gunungkidul adalah salah satu kabupaten yang ada di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, dengan Ibukotanya Wonosari. Luas wilayah Kabupaten Gunungkidul 1.485,36 km2 atau sekitar 46,63 % dari luas wilayah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Kota Wonosari terletak di sebelah tenggara kota Yogyakarta (Ibukota Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta), dengan jarak ± 39 km. Wilayah Kabupaten Gunungkidul dibagi menjadi 18 Kecamatan dan 144 desa. dengan luas dan terkendalanya akses mnasuk ke daerah ini menjdaikannya "agak" tertinggal dengan kabupaten lain di Yogyakarta,
Itu Sedikit potret dimana listrik yang mungkin belum menjadi bagian hidup ditahun 2010 saat ini, kita tunggu pernyataan dirut PLN yang ingin membuat semakin dikenal publik...ini sekelumit pernyataan Dahlan Iskan "Dendam yang sama kini muncul di jiwa saya. Saya harus membuat PLN lebih terkenal daripada bandara Soekarno-Hatta. Dengan demikian kalau suatu saat ada mati lampu lagi di Bandara Soekarno-Hatta, orang tidak lagi menghujat PLN. Saya serahkan kepada-Nya mengenai hasilnya"
Suara adzan maghrib yang biasanya oleh masyarakat lain terdengar jelas menandakan waktu berbuka puasa di susun ini cuma terdengar sayub-sayub terbawa angin. terdengar suara agak parau menyapa wajahnya kurang jelas karena disela sinar lampu ting "monggo mas mampir, badhe tindak pundi?"(sini mas mampir, mau kemana) sapa pria tua ditemani sang istri duduk dibalai depan rumah yang terbuat dari anyaman bambu berlantai tanah. , terlihat disampingnya terdapat sepiring ketela rebus dan dua cangkir teh. kami pun ikut duduk bersama. dengan kerutan diwajahnya tidak bisa menyembunyikan umur yang sudah menginjak senja. Karyo suminto(85) . ia menyapa ramah kepada kami, setelah berkenalan kami pun bercerita, salah satu yang menarik ialah sejak dia lahir sampai sekarang belum pernah merasakan nikmatnya penerangan listrik. " dereng nate kesetrum mas kulo"(belumpernah kesetrum saya)ujarnya sedikit berkelakar memecah kesunyian. ia melanjutkan cerita sambil mengisi lampu minyak yang terbuat dari bekas kaleng susu, lalu menyuruh sang istri menaruh di kamar agar tidak dimasuki hewan malam. ia kembali cerita jika sebagian besar penduduk disini menggantungkan hidupnya dari bertani tadah hujan, hampir selalu makan nasi thiwul. sambil ia memijit bagian tubuhnya sendiri pertanda sudah mulai mengantuk.
setelah dirasa cukup kami melanjutkan perjalanan ke rumah yang lain., di samping rumah kami bertemu sumarto (60) ia sedang menemani anaknya siti (14) belajar di terangi lampu petromak (lampu minyak agak terang) ia mempersilahkan kami untuk mampir," ya beginilah kalu belajar mas harus menyalakan lampu petromak biar terang"ungkapnya seraya membantu merapikan buku pelajaran anaknya
Ia bercerita dirinya dan warga disini pernah mendapatkan "angin surga", ketika itu sekitar tahun 2000 pernah ada pendataan oleh PLN. Ia dan warga dusun membayangkan setiap malam anak-anak mereka belajar tenang tanpa terkendala penerangan, atau mungkin ingin melihat wajah-wajah wakil rakyat yang duduk disenayan atau di DPRD GunungKidul melalui TV yang mungkin selama ini hanya didapat dari cerita, atau malah mungkin mereka tidak mengetahui jika memiliki wakil rakyat entahlah.. Impian demi impian pun sirna ketika mereka harus iuran untuk membeli Kabel dan Tiang Listrik serta ditambah biaya pemasangan yang harganya tidak mungkin terjangkau oleh mereka.ia menambahkan setiap bulan harus mengeluarkan uang rata2 150 ribu rupiah untuk membeli minyak tanah. jika minyak langka maka terpaksa tanpa penerangan dimalam hari.
hal sama dirasaka Rika(30) ia membuka usaha jahit namun ia masih menjalankan mesin secara manual, " bagaimana mau bisa maju mas?" ia belum bisa menambah hasil usahnya dikarenakan keterbatasan peralatan. Belum tersedianya listrik menjadikan dusun ini terkendala dari berbagai segi baik ekonomi maupun informasi, jangankan goyangan shinta-jojo dengan keong racunnya, untuk penerangan pun tideak ada... salah siapa entahlah apakah kita akan menyalahkan alam..??
tak terasa waktu menunjukkan pukul 8 malam kami harus bergegas pulang karena jalan memang tergolong sulit dan gelap. kami pun harus meninggalkan desa "gelap"
pada bagian lain hal sama dirasakan oleh sebagian nelayan di selatan gunungkidul, perekonomian mereka belum bisa maksimal karena hasil tangkapan ikan belum bisa diolah secara maksimal dikarenakan belum adanya aliran listrik.
Kabupaten Gunungkidul adalah salah satu kabupaten yang ada di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, dengan Ibukotanya Wonosari. Luas wilayah Kabupaten Gunungkidul 1.485,36 km2 atau sekitar 46,63 % dari luas wilayah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Kota Wonosari terletak di sebelah tenggara kota Yogyakarta (Ibukota Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta), dengan jarak ± 39 km. Wilayah Kabupaten Gunungkidul dibagi menjadi 18 Kecamatan dan 144 desa. dengan luas dan terkendalanya akses mnasuk ke daerah ini menjdaikannya "agak" tertinggal dengan kabupaten lain di Yogyakarta,
Itu Sedikit potret dimana listrik yang mungkin belum menjadi bagian hidup ditahun 2010 saat ini, kita tunggu pernyataan dirut PLN yang ingin membuat semakin dikenal publik...ini sekelumit pernyataan Dahlan Iskan "Dendam yang sama kini muncul di jiwa saya. Saya harus membuat PLN lebih terkenal daripada bandara Soekarno-Hatta. Dengan demikian kalau suatu saat ada mati lampu lagi di Bandara Soekarno-Hatta, orang tidak lagi menghujat PLN. Saya serahkan kepada-Nya mengenai hasilnya"
Jumat, 20 Agustus 2010
Tm Gabungan Gunungkidul Temukan Timbangan Kadaluwarsa
Kamis, 19 Agustus 2010 19:44:00
GUNUNGKIDUL (KRjogja.com) - Inspeksi mendadak yang dilakukan tim gabungan di Pasar Argosari dan beberapa swalayan di Wonosari, Kabupaten Gunung Kidul menemukan timbangan tidak layak pakai karena masa uji tera sudah habis, Kamis (19/8).
"Uji tera timbangan sesuai ketentuan harus dilakukan setiap tahun, tetapi kenyataannya ada beberapa pedagang yang alat timbangnya sudah beberapa tahun tidak diuji tera," kata Koordinator tim Sumiyanto.
Selain itu, petugas juga menemukan ikan tuna dan tahu mengandung formalin pada sidak sebelumnya. "Kami menemukan ada ikan yang diduga mengandung formalin, dan karena itu kami ambil sampelnya untuk diuji di laboratorium," katanya.
Ia mengatakan ada juga makanan kering yang menggunakan bahan pewarna teres, sehingga bisa membahayakan kesehatan kulit serta organ tubuh lain jika dikonsumsi dengan kadar tertentu. "Makanan yang menggunakan teres, susu kental manis dalam kemasan eceran yang rusak, daging sapi sudah dua hari di kulkas, serta alat timbang yang habis masa uji teranya, merupakan temuan sidak tim gabungan ini," katanya.
Sementara itu, sidak yang dilakukan di salah satu swalayan menemukan makanan dan minuman yang kemasannya rusak, dan tidak layak dijual. "Bahkan ditemukan susu cair dalam kemasan yang sudah tiga bulan batas kedaluwarsanya terlewati," katanya.
Temuan lain, menurut dia, kemasan kaleng makanan maupun minuman yang rusak tetapimasih dipasarkan. "Ini menyalahi Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, dan bisa diancam dengan hukuman penjara maksimal tiga tahun," katanya.
Ia mengatakan tim gabungan dari Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) provinsi, Dinas Perindustrian Perdagangan dan UKM (Disperindag UKM) provinsi, serta Disperindakoptam Gunung Kidul itu, tidak melakukan penyitaan, karena tugas dan wewenangnya hanya yuridis sosialisasi. "Untuk melakukan penyitaan, itu tugas institusi lain. Tugas kami hanya yuridis sosialisasi," katanya. (Ant/Van)
"Uji tera timbangan sesuai ketentuan harus dilakukan setiap tahun, tetapi kenyataannya ada beberapa pedagang yang alat timbangnya sudah beberapa tahun tidak diuji tera," kata Koordinator tim Sumiyanto.
Selain itu, petugas juga menemukan ikan tuna dan tahu mengandung formalin pada sidak sebelumnya. "Kami menemukan ada ikan yang diduga mengandung formalin, dan karena itu kami ambil sampelnya untuk diuji di laboratorium," katanya.
Ia mengatakan ada juga makanan kering yang menggunakan bahan pewarna teres, sehingga bisa membahayakan kesehatan kulit serta organ tubuh lain jika dikonsumsi dengan kadar tertentu. "Makanan yang menggunakan teres, susu kental manis dalam kemasan eceran yang rusak, daging sapi sudah dua hari di kulkas, serta alat timbang yang habis masa uji teranya, merupakan temuan sidak tim gabungan ini," katanya.
Sementara itu, sidak yang dilakukan di salah satu swalayan menemukan makanan dan minuman yang kemasannya rusak, dan tidak layak dijual. "Bahkan ditemukan susu cair dalam kemasan yang sudah tiga bulan batas kedaluwarsanya terlewati," katanya.
Temuan lain, menurut dia, kemasan kaleng makanan maupun minuman yang rusak tetapimasih dipasarkan. "Ini menyalahi Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, dan bisa diancam dengan hukuman penjara maksimal tiga tahun," katanya.
Ia mengatakan tim gabungan dari Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) provinsi, Dinas Perindustrian Perdagangan dan UKM (Disperindag UKM) provinsi, serta Disperindakoptam Gunung Kidul itu, tidak melakukan penyitaan, karena tugas dan wewenangnya hanya yuridis sosialisasi. "Untuk melakukan penyitaan, itu tugas institusi lain. Tugas kami hanya yuridis sosialisasi," katanya. (Ant/Van)
Kamis, 19 Agustus 2010
64 ribu jiwa di gunungkidul mulai kesulitan air bersih
Seputar Gunungidul Sedikitnya 64 ribu warga di 50 desa di Gunungkidul mulai mengalami kesulitan air. Padahal belum genap satu bulan hujan menghilang di atas langit kabupaten terluas di DIY ini.
Kepala bidang Sosial Dina Sosial tenaga kerja dan Transmigrasi Gunungkidul Syamsul Bachri mengatakan, dengan persoalan ini, pihaknya juga tengah menyiapkan droping air. Apalagi sudah banyak proposal yang masuk ke Pemkab.” Untuk tahap awal, kita akan salurkan droping air di 268 titik atau dusun di 50 desa yang sudah kesulitan air,” ujarnya
. Hal ini dilakukan karena air sangat dibutuhkan warga untuk menyambut bulan ramadhan ini.” Kebutuhan air di bulan ramadhan sampai dengan Idul Fitri akan besar. Apalagi fisik warga ketika puasa juga berbeda ketika bulan biasa. Jadi memang akan kita prioritaskan sampai Idul Fitri,” katanya.
'Yang jelas hal ini diperuntukkan bagi keluarga miskin (gakin),” imbuhnya.
Pada bagian lain Kepala Seksi Bantuan Sosial Dinsosnakertrans Irfan Ratnadi mengungkapkan, untuk anggaran bansos untuk droping air ini, pihaknya mendapatkan anggaran sebesar Rp360 juta. Anggaran ini diharapkan bisa menyelesaikan persoalan kesulitan air warga hingga musim kemarau berakhir.” Yang jelas kita sudah lakukan monitoring sehingga memang sudah saatnya kita melakukan droping,” imbuhnya.
Untuk memulai droping kali ini, sebanyak lima armada truk tangki air sudah disiapkan. Sementara untuk armada truk yang berada di kecamatan menjadi tanggung jawab pemerintah kecamatan.” Anggaran kita hanya untuk kendaraan yang berada di Dinsosnakertrans,” ungkapnya.
Menurutnya, alasan yang paling mendasari adalah warga tinggal mengandalkan air dari bak tampungan hujan yang dimiliki. “Karena hujan sudah terhenti, maka satu-satunya andalan warga hanyalah air simpanan di bak penampungan air hujan atau PAH. Karena persediaannya sudah menipis, apalagi menyambut datangnya bulan puasa, bahkan nanti lebaran, maka bantuan pemkab segera dikucurkan,” ungkapnya
Ratusan Hektar Sawah Diserang Tikus
petani menunjukkan sarang tikus
Seputar Gunungkidul- Ketua gabungan kelompok tani Sido Rahayu Kecamatan Playen, Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta, Bakri, di Playen mengatakan serangan tikus terjadi dalam satu bulan terakhir dan telah menyerang lahan palawija seluas 120 hektar.
Dia mengatakan lahan yang terkena serangan tikus hampir merata di Desa Playen dengan lahan yang terparah di Dusun Bleberan.
"Serangan tikus terjadi hampir merata di seluruh Kecamatan Playen namun yang terparah adalah Desa Bleberan, Desa Bogor dan Desa Banaran," unkapnya.
Tikus menyerang tanaman palawija, singkong, padi dan tanaman pakan ternak. menurutnya "Tikus sepertinya kepalaran karena yang diserang adalah tanaman pangan misal singkong, jagung dan padi serta kolonjono Sampai sejauh ini upaya untuk menghentikan serangan tikus masih dilakukan dengan cara tradisional dan perseorangan. "Beberapa petani sudah mengupayakan pengendalian serangan tikus dengan cara tardisional misal dengan menyumpal lobang tikus dengan kotoran sapi sedangkan upaya ‘gropyokan" secara serentak sampai saat ini belum dilakukan," katanya.
Pada bagian lain, salah satu petani di Banaran, Playen, Sumarno, mengatakan serangan tikus mencapai 20 % dari total lahan yang mencapai 600 hektar. "kebanyakan tanaman yang diserang adalah padi dan kacang ijo," katanya.
Dia menambahkan telah mengupayakan penanggulangan serangan tikus dengan obat namun populasi tikus yang sangat cepat membuat petani merasa kewalahan..
Seputar Gunungkidul- Ketua gabungan kelompok tani Sido Rahayu Kecamatan Playen, Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta, Bakri, di Playen mengatakan serangan tikus terjadi dalam satu bulan terakhir dan telah menyerang lahan palawija seluas 120 hektar.
Dia mengatakan lahan yang terkena serangan tikus hampir merata di Desa Playen dengan lahan yang terparah di Dusun Bleberan.
"Serangan tikus terjadi hampir merata di seluruh Kecamatan Playen namun yang terparah adalah Desa Bleberan, Desa Bogor dan Desa Banaran," unkapnya.
Tikus menyerang tanaman palawija, singkong, padi dan tanaman pakan ternak. menurutnya "Tikus sepertinya kepalaran karena yang diserang adalah tanaman pangan misal singkong, jagung dan padi serta kolonjono Sampai sejauh ini upaya untuk menghentikan serangan tikus masih dilakukan dengan cara tradisional dan perseorangan. "Beberapa petani sudah mengupayakan pengendalian serangan tikus dengan cara tardisional misal dengan menyumpal lobang tikus dengan kotoran sapi sedangkan upaya ‘gropyokan" secara serentak sampai saat ini belum dilakukan," katanya.
Pada bagian lain, salah satu petani di Banaran, Playen, Sumarno, mengatakan serangan tikus mencapai 20 % dari total lahan yang mencapai 600 hektar. "kebanyakan tanaman yang diserang adalah padi dan kacang ijo," katanya.
Dia menambahkan telah mengupayakan penanggulangan serangan tikus dengan obat namun populasi tikus yang sangat cepat membuat petani merasa kewalahan..
ratusan anak Gunung Kidul kurang Gizi
Ditengah harapan besar terhadap kualitas generasi penerus, tetapi hingga kini masih ada puluhan anak di Gunungkidul yang mengalami gizi buruk. Bahkan sebanyak dua belas anak dinyatakan menderita gizi buruk dan telah menjalani perawatan di RSUD Wonosari.
Selain gizi buruk ada sebanyak 264 anak lainnya dalam keadaan menderita kurang gizi dan butuh penanganan serius. Dengan kondisi yang memprihatinkan akibat kasus gizi buruk dan gizi kurang tersebut, Pemkab Gunungkidul dalam tahun ini menganggarkan melalui dana APBD sebesar Rp 264 juta untuk program penanganannya.
Sebagaimana dikatakan Kepala Seksi Gizi Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul Aris Suryanto MKes di kantor Jumat (6/8), sebanyak 12 anak penderita gizi buruk ada satu yang ditemukan dalam kondisi parah. Penderita gizi buruk tersebut berasal dari Kecamatan Gedangsari dan telah menjalani perawatan intensif di RSUD Wonosari. Ketika akan dirujuk ke RSUP Dr Sardjito Jogja terkendala kartu jamkesmas karena yang bersangkutan tidak memilikinya. “Berkait dengan hal tersebut pemkab meminta pihak desa untuk mengajukan surat keterangan yang menyatakan keluarga penderita dalam keadaan tidak mampu,” katanya.
Sebanyak 12 anak penderita gizi buruk tersebar meliputi di 5 kecamatan diantaranya Kecamatan Wonosari, Karangmojo, Purwosari, Tepus dan Kecamatan Gedangsari. Dalam program penanganan selain digratiskan beaya perawatan rumah sakit, mereka juga akan diberikan makanan tambahan melalui posyandu yang dikelola masing-masing puskesmas. Pemberian makanan itu dalam bentuk makanan lokal, juga susu dan makanan bergizi lainnya. “ Pemberian makanan ini sasarannya juga kepada anak yang mengalami gizi kurang tersebar di seluruh wilayah Gunungkidul, tambahnya.
Diakuinya jumlah dana yang dikeluarkan pemerintah kabupaten melalui anggaran APBD tahun ini menurun dibanding tahun lalu. “Tahun lalu jumlah dana untuk menangani anak gizi buruk dan kurang ini mencapai Rp 385 juta. Tetapi saat ini hanya sebesar Rp 284 juta,” tambahnya
Langganan:
Postingan (Atom)